Rabu, 14 September 2016

Jalan - Jalan di Amsterdam, Belanda



DAY 0
10 JAM DI KUALA LUMPUR


Pesawat Airasia yang saya tumpangi mendarat mulus di bandara KLIA2. Setelah urusan imigrasi dan pengambilan bagasi kelar saya langsung mencari bus bandara tujuan KL Sentral. Bus bandara di KLIA2 memang sedikit kurang terawat. Tapi AC-nya dingin, kursinya nyaman, dan harganya murah meriah. Cukup membayar RM 12 untuk 1 jam perjalanan. Bandingkan jika naik kereta KLIA Express yang harganya RM 55 sekali jalan.

Karena penerbangan lanjutan Kuala Lumpur ke Amsterdam masih dini hari nanti maka diputuskan untuk menyewa hotel budget di daerah KL Sentral. Supaya bisa beristirahat, menyimpan koper, dan sekaligus tidur siang. Faktor kenyamanan menjadi poin penting dalam perjalanan kali ini karena saya pergi bersama ibu saya. Jadi sebisa mungkin kami tidak terlalu memaksakan diri dan capek. Untuk itinerary selama di Kuala Lumpur, kami hanya menghabiskan sore jalan-jalan santai di daerah Bukit Bintang sebelum lanjut makan malam di KLCC sambil foto-foto dengan latar Petronas Twin Tower.



TRANSIT DI ABU DHABI


Pukul 9 malam saya sudah berada di KL Sentral lagi untuk mengejar bus menuju bandara KLIA-1. Kemudian saya check in di Etihad Airlines dan menunggu pesawat tujuan Amsterdam dengan transit di Abu Dhabi.

Besar dan luas. Itulah impresi awal saya ketika tiba di Abu Dhabi International Airport. Bagaimana tidak, bandara terbesar kedua di UAE ini (setelah Dubai Int. Airport) memiliki luas 3,400 hektar serta melayani 24 juta penumpang setiap tahunnya. Sayangnya saat itu orang Indonesia perlu visa untuk masuk ke UAE. Karena waktu transit yang terbatas dan harga visa transit UAE yang tidak murah, saya memilih untuk tetap tinggal di bandaranya saja. Untungnya ada banyak toko disana yang lumayan menarik buat cuci mata.

SCHIPHOL AIRPORT


Tiba di Schiphol Airport, Belanda, tidak ada masalah berarti saat mengantri imigrasi. Saya hanya ditanya akan jalan-jalan di Eropa berapa lama dan dicek apakah sudah punya tiket balik ke Indonesia. Pengambilan bagasi pun lancar tidak ada drama.

Dari bandara Schiphol ada 3 cara menuju pusat kota, yaitu :

  • Menggunakan NS Train (harga EUR 4.2 + EUR 1 surcharge untuk disposable ticket, berhenti di Amstedam Central)
  • Naik bus no 197 (harga EUR 5, berhenti di Museumplein dan Leidseplein)
  • Naik GVB Bus no 69 (harga EUR 2.9, berhenti di Amsterdam Sloterdijk)

Karena saya traveling on budget tentu saya pilih opsi no 3 yang termurah dengan naik GBV Bus no 69. Setelah dihitung-hitung akan semakin hemat jika saya membeli tiket terusan 24 Hour GVB ticket seharga EUR 7.5. Bisa digunakan untuk pemakaian tidak terbatas naik bus, metro, dan tram GVB selama 24 jam setelah kartu diaktifkan. Artinya jika saya aktifkan kartunya sore ini pukul 16.00, saya masih bisa naik bus, metro, dan tram GBV hingga keesokan harinya paling lambat pukul 16.00.

Tiket terusan 24 Hour GBV ticket akan otomatis aktif pada saat pemakaian pertama (tap-in). Setiap akan turun dari bus/metro/tram kita diwajibkan untuk tap-out sebelum turun.



TRANSPORTASI DI AMSTERDAM


Sebetulnya tiket terusan 24 Hour GBV ticket seharga EUR 7.5 sudah cukup mumpuni kalau hanya sekedar jalan-jalan di dalam kota Amsterdam. Apabila ada rencana keluar kota seperti ke Zaanse Schans atau Volendam maka kita perlu membeli tambahan Amsterdam Region Ticket karena rute di luar kota Amsterdam tidak dilayani oleh perusahaan GBV. Harga Amsterdam Region Ticket ini EUR 13.5, berlaku 24 jam untuk pemakaian tidak terbatas alat transportasi milik perusahaan GBV, EBS, dan Connexxion sejak pertama kali diaktifkan.

Selain GBV ticket dan Amsterdam Region Ticket, ada juga kartu pintar lainnya seperti OV-chip yang mirip seperti octopus card di Hongkong atau EZ Link di Singapura. Namun setelah dihitung-hitung akan paling hemat jika menggunakan tiket terusan 24 Hour GBV Ticket selama berada di Amsterdam dan Amsterdam Region Ticket jika ingin berkunjung ke kota-kota sekitaran Amsterdam.

AKOMODASI DI AMSTERDAM


Agak PR untuk mencari akomodasi murah di Amsterdam tapi bukan hostel. Setelah menimbang-nimbang antara lokasi dan budget dapatlah titik temu di Easy Hotel Amsterdam (city center). Harga per malamnya IDR 1.5 juta, lumayan mahal memang. Untung hanya menginap 2 malam saja jadi tidak tekor terlalu banyak.

Yang paling saya suka dari hotel ini adalah lokasinya yang strategis. Dekat mana-mana dan dilalui 2 rute tram. Bonusnya lagi, hotel ini dekat dengan restoran Indonesia.

DAY 1
MUSEUMPLEIN


Tidak banyak tempat yang saya kunjungi hari ini. Selain baru tiba di hotel lumayan sore, saya juga masih sedikit terasa jetlag akibat 3 penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur, Abu Dhabi, dan Amsterdam. Jadi agenda hari ini hanya berkunjung ke Museumplein.

Museumplein merupakan satu area dimana ada 3 museum dan concert hall Concertgebouw tumplek blek jadi satu. 3 museum itu terdiri dari Rijksmuseum atau Dutch National Museum yang didedikasikan untuk arts dan history. Lalu Van Gogh Museum yang menyimpan karya-karya dari pelukis Van Gogh sekaligus menjadi museum paling banyak dikunjungi di Belanda dengan total 2.3 juta kunjungan dalam 1 tahun. Terakhir Stedelijk Museum yang merupakan museum modern and contemporary art dengan arsitektur bangunan futureristik.



DAY 2ZAANSE SCHANS


Setelah kemarin hanya mengunjungi Museumplein, hari ini agendanya lumayan padat karena akan mengeksplor Amsterdam dan kota-kota disekitarnya dimulai dari Zaanse Schans. Zaanse Schans merupakan sebuah desa yang terkenal dengan kincir angin tradisionalnya. Bisa dicapai naik kereta atau naik Connexxion Bus no 391. Katanya sih kalau naik kereta bakalan jauh jalannya dari stasiun terdekat menuju Zaanse Schans (sekitar 1 km) jadi lebih baik naik bus kesana. Turun di halte terakhir, persis di depan Museum Zaanse Schans atau 5 menit berjalan kaki menuju gerbang desa.

Beberapa kincir angin di Zaanse Schans memang memasang tarif masuk tetapi beberapa lainnya bisa dimasuki secara gratis seperti kincir angin De Huisman. Di dalamnya kita bisa melihat beberapa mesin penggiling kuno yang masih beroperasi dan digerakkan secara manual oleh kincir angin.

Selain ada kincir angin konvensional, di Zaanse Schans juga terdapat rumah-rumah kayu kuno khas Belanda, museum shops menjual beragam souvenir, dan beberapa pabrik tradisional seperti pabrik keju dan pabrik liquor yang bisa dimasuki secara gratis.





VOLENDAM


Volendam sejatinya merupakan sebuah desa Nelayan yang bisa dicapai 30 menit naik bus no 316 dari Amsterdam Central. Dulunya penduduk Volendam berprofesi sebagai nelayan tradisional. Namun seiiring pembangunan bendungan di sekitar desa yang berdampak pada berkurangnya hasil tangkapan ikan maka mereka beralih profesi di sektor pariwisata.

Biasanya orang datang ke Volendam untuk berfoto ala Nyonya Meneer Belanda di studio foto yang banyak tersebar disana. Harganya EUR 20 untuk 2 orang, sudah termasuk foto hardcopy dan CD berisi softfile. Sehabis foto-foto bisa lanjut jalan-jalan di sekitar pelabuhan atau sekedar nongkrong di cafĂ© sambil melihat barisan kapal hilir mudik.

Rumah-rumah di Volendam memiliki arsitektur khas yang berbeda dengan rumah kayu di Zaanse Schans atau tipikal bangunan di Amsterdam. Suasananya tenang dan sangat terasa nuansa pedesaan yang kental. Kalau mau membeli souvenir murah, sepertinya Volendam tempatnya. Soalnya saya kerap menemukan souvenir serupa dengan harga lebih murah dibandingkan di Amsterdam atau Zannse Schans.



BLOEMENMARKT & ALBERT CUYPSTRAAT


Setelah mengunjungi Zaanse Schans dan Volendam ternyata saya masih punya sisa waktu. Jadinya saya pergi ke pasar bunga terapung di Bloemenmarkt dan street market di Albert Cuypstraat. Untuk tiba di Bloemenmarkt, cukup naik tram nomor 16 dari Amsterdam Central turun di Muntplein, lalu dilanjut berjalan kaki 10 menit.

Selain menjual beragam jenis bunga, souvenir andalannya berupa benih bunga tulip yang dimasukkan ke dalam sepatu tradisional Belanda. Sebetulnya saya ingin membelinya, tapi takut disita di bandara karena masih harus singgah di beberapa negara sebelum balik ke Jakarta. Kalau saja Amsterdam pemberhentian terakhir, sudah pasti saya akan membawa pulang beberapa bungkus. Harganya juga tidak mahal-mahal amat.


Sedangkan Albert Cuypstraat bisa dicapai dengan naik tram nomor 16 turun di Albert Cuypstraat. Albert Albert Cuypstraat ini semacam jalanan yang disulap jadi street market seperti Ladies Market di Hongkong tapi dengan European Twist dan katanya paling besar seantero Amsterdam. Menjual berbagai macam barang mulai dari pakaian, kebutuhan rumah tangga, souvenir, sampai jajanan khas Belanda seperti waffle, poffertjes, herring broodjes dengan harga bersahabat. Jam bukanya dari pukul 09.00-17.00, Senin sampai Sabtu.



Karena hanya punya 1 hari penuh buat jalan-jalan di Amsterdam, saya cukup puas karena bisa mampir di banyak tempat dalam waktu terbatas. Memang masih belum sempat ke Edam, Marken, Keukenhof, dan Madurodam tapi tempat yang saya datangi cukup meninggalkan kesan “Belanda” mendalam. Semoga masih dapat berjumpa lagi di kemudian hari.


Cheers,

Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Paris #Amsterdam #Santorini #Rome #Athens



Senin, 12 September 2016

Jalan - Jalan di Eropa (Intro)

Saat bumi gonjang-ganjing dilanda tiket promo ke Eropa seharga 6 jutaan oleh 2 maskapai full services timur tengah: Qatar dan Etihad, di bulan November 2015, seketika itu saya langsung menghubungi beberapa teman untuk merencanakan Euro Trip di musim panas tahun 2016. Sayangnya teman-teman saya terlalu banyak mikir untuk sekedar membeli "tiket pesawat miring" ke Eropa. Daripada menunggu suatu hal yang tidak pasti, akhirnya saya mengajak ibu saya untuk melakukan Euro Trip bersama di Bulan Juni 2016. Hitung-hitung sekalian “mamacation” yakan?

EURO TRIP 2016 - PART 1 : 15 HARI, 6 NEGARA
EURO TRIP 2016 - PART 2 : JALAN - JALAN DI KUALA LUMPUR DAN AMSTERDAM
EURO TRIP 2016 - PART 3 : JALAN - JALAN DI PARIS
EURO TRIP 2016 - PART 4 : JALAN - JALAN DI SANTORINI
EURO TRIP 2016 - PART 5 : JALAN - JALAN DI ATHENA
EURO TRIP 2016 - PART 6 : JALAN-JALAN DI FLORENCE, PISA, DAN CINQUE TERRE
EURO TRIP 2016 - PART 7 : JALAN-JALAN DI ROMA, ITALIA


TIKET PESAWAT & VISA


Tiket Etihad tujuan Kuala Lumpur - Amsterdam dan Rome - Jakarta seharga 6.3 juta sudah berhasil didapatkan di tangan. Berangkat tanggal 15 Juni, pulang tanggal 29 Juni. Total perjalanan 15 hari. Saya pilih masuk lewat Amsterdam karena konon katanya orang Indonesia paling mudah mendapatkan visa Schengen dari Belanda. Pengurusan visanya juga dilakukan di Kedutaan Besar Belanda tanpa ada campur tangan pihak ketiga (VFS) sehingga biaya pembuatan visanya jadi lebih murah. Saya mengurus visa Schengen 1 bulan sebelum berangkat dan dalam 5 hari, visa granted!

(Note: sejak Juni 2016 Kedutaan Belanda sudah tidak lagi melayani pengajuan pembuatan visa Schengen. Jika ingin mengajukan pembuatan visa Schengen dari Negara Belanda maka harus melalui VFS)


RUTE PERJALANAN


Saat pertama kali ke Eropa sudah pasti bawaannya ingin mengunjungi semua kota-kota populer di benua biru seperti London, Paris, Barcelona, Rome, Madrid, Swiss, Berlin, dan Santorini. Sayangnya tidak semua kota tersebut letaknya berdekatan. Bahkan untuk ke London saja diperlukan visa UK sebagai visa tambahan.

Lalu mau kemana saja selama berada di Eropa? Apakah ingin mengambil rute mainstream Eropa Barat, rute eksotis Eropa Timur, rute mediterranean Eropa Selatan, atau gabungan ketiganya. Disini pertimbangan budget dan preferensi masing-masing orang menjadi penentu utama rute perjalanan. Untungnya ibu saya mempercayakan sepenuhnya rute perjalanan kepada saya. Jadi saya menyusun itinerary betul-betul berdasarkan tempat-tempat yang saya mau dan suka.

Eropa Barat bukanlah destinasi yang murah bagi penduduk negara dunia ketiga. Tapi disitulah kota-kota paling populer seperti Paris, Amsterdam, Barcelona, dan Brussels berada. Sebaliknya negara di Eropa Timur cenderung lebih ramah di kantong backpacker dengan kota-kota anti-mainstream seperti Budapest, Prague, Warsaw, dan Bratislava. Sementara Eropa Selatan berada di tengah-tengah, tidak terlalu mahal, tidak juga terlalu murah, dan orang-orangnya paling ramah dan murah senyum.

Setelah melakukan riset yang tidak sebentar akhirnya diputuskan untuk mengambil rute gabungan antara Eropa Barat dan Eropa Selatan. Pertimbangannya karena sudah jauh-jauh ke Eropa jadi tanggung banget kalau tidak sekalian mampir ke Amsterdam dan Paris. Supaya tetap "on budget" maka jangan berlama-lama di Eropa Barat. Cukup 6 hari, 2 hari di Amsterdam dan 4 hari di Paris. Setelah dari Paris harus buru-buru pindah ke Yunani yang saat itu sedang krisis jadi apa-apanya serba murah. Kemudian lanjut traveling keliling Italia mulai dari Firenze, Pisa, Cinque Terre, dan Rome sebelum akhirnya kembali ke Jakarta.


TRANSPORTASI ANTAR NEGARA


Setelah dihitung-hitung ternyata tidak sedikit biaya yang mesti dikeluarkan untuk transportasi berpindah negara di Eropa. Walaupun ada Eurorail Global Pass tapi tetap saja jatuhnya tidak lebih murah karena bertepatan dengan peak season saat harga-harga terkerek naik. Saya pun juga sudah tidak lagi berumur di bawah 26 tahun jadi tidak bisa mendapatkan ekstra diskon Eurorail Pass.

Opsi bus mulai dilirik sebagai alternatif mengingat harganya yang stabil dan affordable walaupun cukup menyita waktu. Sementara tiket pesawat lebih “untung-untungan”. Kalau lagi beruntung masih bisa mendapatkan tiket pesawat dengan harga miring sekalipun saat peak season.

Berikut detail transportasi antar negaranya:

  • Jakarta to Kuala Lumpur by Airasia
  • Kuala Lumpur to Amsterdam by Etihad (IDR 6.3 Juta PP)
  • Amsterdam to Paris by Megabus (EUR 12.25)
  • Paris to Santorini by Aegean Airlines (EUR 240)
  • Santorini to Athens by Blue Star Ferry (EUR 41.5)
  • Athens to Rome by Ryan Air (EUR 46)
  • Rome to Firenze by Treintalia (EUR 19)
  • Firenze to Pisa by Trenitalia (EUR 8.4)
  • Pisa to Cinque Terre by Trenitalia (10.7)
  • Cinque Terre to Firenze by Trenitalia (EUR 16.7)
  • Firenze to Rome by Trenitalia (EUR 19)
  • Rome to Jakarta by Etihad

AKOMODASI


Perihal akomodasi paling murah memang jika menginap di hostel atau memanfaatkan coachsurfing. Namun karena kali ini saya bepergian dengan ibu saya maka faktor kenyamanan dan kepraktisan menjadi poin utama. Urusan harga menjadi nomor dua. Yang penting akomodasi yang dipesan berada di pusat kota, posisinya strategis, dekat halte/stasiun/terminal, berada di lingkungan yang aman, dan harganya tetap on budget.

Saat mencari akomodasi di Amsterdam dan Paris, sulit sekali mencari akomodasi yang sesuai kriteria saya. Banyak sih hotel yang bagus, lokasi premium, dekat mana-mana, tapi harganya selangit. Untungnya di Yunani dan Italia saya cukup mudah mencari hotel budget bagus di pusat kota dengan harga di bawah 1 juta.

Berikut ini list akomodasi yang saya pesan salama perjalanan di Eropa.
  • Day 1 - Day 3 : Easy Hotel Amsterdam
  • Day 3 - Day 6 : Hotel Charing Cross
  • Day 6 - Day 9 : Hotel Ptolemeos Pension
  • Day 9 - Day 11 : Argo Hotel Piraeus
  • Day 11 - Day 13 : Soggiorno Karaba
  • Day 13 - Day 15 : Albergo Marechiaro

ITINERARY


  • Day 0 : Jakarta to Kuala Lumpur by Airasia & Kuala Lumpur to Amsterdam by Etihad Airlines
  • Day 1 : Amsterdam (Museumplein, Rijkmuseum, Van Gogh Museum, Dam Square)
  • Day 2 : Amsterdam (Zaanse Schans, Volendam, Amsterdam Central, Bloemenmarkt, Albert Cuypstraat)
  • Day 3 : Amsterdam to Paris by Megabus
  • Day 4 : Paris (Chateu de Versailles, Eiffel Tower, Champs Elysees, Arc de Triomphe, Basilica Sacre Cour, Montmarte)
  • Day 5 : Paris (Musee du Louvre, Notre Dam, Opera, Gallery Lafayette, Pont Alexander III Bridge, Invalides, Musee D’Orsay)
  • Day 6 : Paris to Santorini by Aegean Airlines
  • Day 7 : Santorini (Fira, Oia)
  • Day 8 : Santorini (Fira, Firostefani)
  • Day 9 : Santorini (Fira, Perissa) / Santorini to Athens by Blue Star Ferries
  • Day 10 : Athens (Piraeus, Acropolis, Syntagma Square, Monastiraki, Flea Market, Temple of Zeus, Plaka, Anafiotika, Metro Mall) 
  • Day 11 : Athens to Rome by Ryan Air / Rome to Firenze by Trenitalia
  • Day 12 : Firenze to Pisa by Trenitalia / Pisa to Cinque Terre by Trenitalia / Cinque Terre to Firenze by Trenitalia
  • Day 13 : Firenze to Rome by Trenitalia
  • Day 14 : Rome (Vatican, Piazza di Spagna, Piazza del Popolo, Piazza di Trevi, Piazza Navona, Pantheon, Roman Forum, Colosseum)
  • Day 15 : Rome to Jakarta by Etihad Airlines

Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Paris #Amsterdam #Santorini #Rome #Athens





Sabtu, 10 September 2016

JALAN - JALAN DI JOGJA

Jogja memang tidak ada habisnya untuk dijelajahi. Baru selesai mengunjungi 1 tempat baru, muncul lagi tempat-tempat baru lainnya. Tidak pernah bosan rasanya buat main ke Jogja.

Bersama dengan teman-teman kantor, sudah lama kami ingin liburan bareng di Jogja. Tapi selalu saja ada halangan. Entah jadwalnya tidak cocok, cuti sudah habis, kerjaan lagi banyak-banyaknya, dan segudang alasan lainnya. 

Barulah di bulan May 2016 kami menemukan kata sepakat untuk melakukan weekend getaway trip 4 hari 3 malam ke Jogja. Trip tipis-tipis aja. Berangkat Jumat malam (siangnya ngantor dulu), pulangnya Senin pagi. Jadi cukup mengambil cuti 1 hari. Boleh dibilang jalan-jalan ke Jogja kali ini terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2 yang memang lokasi syutingnya banyak mengambil tempat di Jogja.

JAKARTA KE JOGJA


Dari Jakarta cukup mudah menuju Jogja. Jaraknya hanya 561 km dan tidak perlu menyebrang pulau. Bisa menyetir mobil sendiri, naik bus, naik kereta, juga naik pesawat. Kami pilih naik kereta malam saja karena paling praktis, harganya affordable, dan bisa sekalian tidur di kereta selama 8 jam perjalanan. Jadi bisa hemat ongkos penginapan 1 malam. Berangkat dari Stasiun Gambir pukul 9 malam, tiba di Stasiun Tugu Jogja pukul 5 pagi.

Sempat kepikiran buat naik pesawat tapi pas kami cek harganya paling murah IDR 600rb sekali jalan. Buset. Langsung sajalah kami mundur teratur. 

AKOMODASI DI JOGJA


Karena terinsprasi film AADC 2 yang lagi booming-boomingnya, kami memilih penginapan di Greenhouse Boutique Hotel. Hotel ini cukup eco-friendly karena menggunakan air recycled, memakai tanaman hidup sebagai dekor interiornya, lengkap dengan rumah kaca dan sayuran hidroponik di rooftopnya. Lokasinya cukup strategis karena berada di daerah Prawirotaman tapi jalanan masuknya sempit dan parkiran mobilnya kecil.

ITINERARY DI JOGJA


Tujuan jalan-jalan ke Jogja kali ini untuk refreshing tengah tahun. Itinerarynya tidak yang terlalu adventurous tapi juga tidak terlalu slow. Seimbanglah. Karena ada wisata alamnya, wisata sejarahnya, wisata belanjanya, juga sedikit bumbu-bumbu petualangan. Dipikir-pikir, komplit juga itinerary jalan-jalan di Jogja kali ini.

  • DAY 1: Perjalanan Jakarta ke Jogja naik kereta malam
  • DAY 2: Kebun buah mangunan, Hutan Pinus Imogiri, Pantai Timang, Abhayagiri, Ratu Boko
  • DAY 3: Punthuk Setumbu, Candi Borobudur, Jejamuran Jogja, Wisata Alam Kalibiru, Alun-alun Jogja
  • DAY 4: Perjalanan pulang Jogja ke Jakarta

DAY 2
KEBUN BUAH MANGUNAN & HUTAN PINUS IMOGIRI


Tidak jauh dari pusat kota Jogja, terdapat spot keren untuk menonton sunrise. Kebun Buah Mangunan namanya. Dari titik tertingginya dapat terlihat pemandangan sunrise berlatarkan hutan-hutan hijau dengan sungai Oyo yang berliku-liku. 

Beres menikmati sunrise jangan buru-buru balik ke Jogja. Bisa mampir sebentar ke Hutan Pinus Imogiri. Seperti namanya, Hutan Pinus Imogiri menawarkan hamparan pohon pinus luas yang tidak terlihat ujungnya. Cocok untuk refreshing atau jalan pagi sambil menghirup udara segar khas dataran tinggi.

PANTAI TIMANG


2 jam berkendara dari Jogja terdapat Pantai Timang yang menawarkan atraksi unik naik "gondola maut" menuju Pulau Timang. Bukan sembarang gondola, yang ini merupakan gondola kayu yang berjalan di atas rel terbuat dari beberapa utas tali tambang dan pengoperasiannya masih dilakukan secara manual, yaitu ditarik dengan tenaga 6-7 pria dewasa. Konon gondola di Pantai Timang dibuat sedemikian rupa dan bukan dari besi baja agar tidak gampang rusak. Karena air laut sejatinya gampang membuat struktur besi baja korosi dan keropos. Bernyali untuk mencoba gondola maut di Pantai Timang?

ABHAYAGIRI RESTO


Rekomendasi restoran yang asik buat nongkrong, ngopi-ngopi sore, sambil ditemani pemandangan Candi Prambanan di kejauhan. Setelah lelah hiking di Kebun Buah Mangunan dan Hutan Pinus Imogiri serta berpetualang di Pantai Timang, santai-santai di Abhayagiri Resto kembali memulihkan semangat dan tenaga kami. Suka sekali dengan interior dan viewnya.

RATU BOKO


Spot sunset yang tidak boleh terlewatkan kalau kebetulan lagi di Jogja. Ratu Boko sejatinya sebuah situs arkeologi seluas 16 hektar yang diperkirakan dulunya dipakai sebagai kompleks istana Dinasti Sailendra dari Kerajaan Mataram Kuno. Karena terletak di ketinggian 196 m, dari situs ini kita disuguhi pemandangan indah kota Jogja, Candi Prambanan, sekaligus Gunung Merapi dari ketinggian. 

DAY 3
PUNTHUK SETUMBU


Salah satu spot sunrise yang namanya naik daun semenjak kemunculan film AADC-2. Punthuk Setumbu menawarkan keindahan moment matahari terbit dengan latar Candi Borobudur, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi yang diselimuti kabut tipis nan mistis. Saking indahnya, tak jarang sunrise di Punthuk Setumbu sering disebut-sebut "nirvana sunrise". Karena bak keindahan surgawi.

CANDI BOROBUDUR


Borobudur merupakan Candi Budha terbesar yang dibangun pada abad ke 9 oleh Dinasti Sailendra. Terletak di Desa Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, candi ini memiliki 2,672 panel relief dan 504 patung Budha. 72 patung diantaranya berada di dalam stupa berlubang di sekeliling stupa utama.

Biasanya banyak turis yang datang pagi-pagi sekali untuk menyaksikan moment matahari terbit di Borobudur berlatarkan Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing

JEJAMURAN JOGJA


Salah satu restoran unik di Jogja yang menyajikan menu serba jamur. Mulai dari pepes jamur, cap cai jamur, sate jamur, tongseng jamur, rendang jamur, sop jamur, dan asam manis jamur. Semuanya enak-enak dan harganya super affordable. Wajib banget sih makan disini kalau lagi main di Jogja.

WISATA ALAM KALIBIRU


Spot sunset lainnya di Jogja yang terkenal akan pemandangan bukit-bukit hijau dengan Waduk Sermo. Untuk itu di Wisata Alam Kalibiru sudah disediakan 3 pos panggung agar memudahkan para pengunjung berfoto sekaligus menikmati view keren di kanan kirinya. Cocok untuk rekreasi wisata keluarga. 

ALUN-ALUN KIDUL JOGJA


Malam terakhir di Jogja kami habiskan dengan ngobrol dan ngerumpi di Alun-Alun Kidul Jogja sambil ditemani teh manis hangat dan mie godog. Penutup indah untuk perjalanan 4 hari 3 malam di Jogja.



JALAN - JALAN DI SEOUL KOREA - PART 1

Kalau ditanya pilih Jepang atau Korea, saya pilih Jepang. Tapi kalau ditanya pilih Tokyo atau Seoul, jelas saya pilih Seoul! Saya bukan...